Thursday, March 12, 2015
Keutamaan Sedekah
Keutamaan Sedekah
ÉOó¡Î0 «!$# Ç`»uH÷q§9$# ÉOÏm§9$# ÇÊÈ
يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
Puja dan puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata`ala, atas limpahan rahmat, hidayah, serta iman sehingga kita masih diberi kesehatan untuk menghadiri shalat isya secara berjama`ah dan shalat tarwih nanti insya Allah.
Salawat dan salam kita panjatkan kepada junjungan kita nabi besar MUHAMMAD SALLALLAHU ALAIHI WASALLAM, karena beliaulah yang membawa kita dari kegelapan dan kebodohan menuju cahaya ilmu, dan dari belenggu syirik dan kekufuran menuju dunia tauhid.
Dari Adiy bin Hatim r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah seseorang dari kamu melainkan akan berhadapan dan ditanya oleh Tuhan tanpa ada antaranya dengan Tuhan seorang juru bahasa. Maka ia melihat ke sebelah kanannya tiada sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang baik-baik dan ia melihat ke sebelah kiri juga tidak melihat sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang buruk dan ia melihat ke depannya maka tidak terlihat kecuali api yang di hadapannya. Maka jagalah dirimu dari api neraka walau dengan bersedekah separuh biji kurma."
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Ada tujuh golongan yang bakal dinaungi Allah di bawah naungan-Nya, pada hari yang ketika itu tidak ada naungan kecuali naungan-Nya yaitu Pemimpin yang adil; Pemuda yang rajin beribadat kepada Allah; Orang yang hatinya senantiasa terpaut kepada masjid; Dua orang yang berkasih sayang karena Allah, baik di waktu berkumpul maupun berpisah; Seorang lelaki yang diajak berbuat serong oleh wanita bangsawan yang cantik kemudian ia menolak dan berkata, 'Saya takut kepada Allah'; Orang yang bersedekah dengan diam-diam; Orang yang senantiasa berdzikir (ingat) kepada Allah ketika sendirian kemudian mencucurkan air mata."
(Bukhari - Muslim)
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Seseorang datang kepada Rasulullah saw lalu bertanya, "Ya Rasulullah, sedekah manakah yang lebih besar pahalanya? Rasulullah saw menjawab, "Bersedekah dalam keadaan sehat sedang engkau amat sayang kepada harta tersebut, takut miskin dan mengharapkan kekayaan. Oleh sebab itu jangan menunda-nunda sehingga apabila ruh (nyawa) sudah sampai di tenggorokan (hampir mati) lalu engkau berwasiat untuk si fulan sekian, untuk si fulan sekian."
(Bukhari - Muslim)
Dari Adiyyi bin Hatim ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Bersedekahlah supaya engkau diselamatkan dari api neraka walaupun hanya sebagian dari sebuah kurma."
(Bukhari)
"Senyumanmu ketika bertemu saudaramu adalah sedekah."
Dari Hakim bin Hizam r.a. berkata:Rasulullah saw bersabda, "Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah dan dahulukan dalam bersedekah kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baiknya sedekah adalah yang masih menyisakan kekayaan. Barangsiapa memelihara kehormatan dirinya, Allah akan memelihara kehormatan dirinya dan barangsiapa mencukupkan dengan kekayaan yang ada maka Allah akan mencukupinya."
(Bukhari - Muslim)
Dari Abu Barzah Al Aslamy r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Seorang hamba tidak bergeser dari tempatnya pada hari kiamat sehingga ditanya empat hal; Pertama, mengenai umurnya dihabiskan untuk apa; Kedua, mengenai ilmunya digunakan untuk apa; Ketiga, mengenai hartanya dipakai untuk apa dan dari mana asalnya; Keempat, mengenai tubuhnya yang sehat dimanfaatkan untuk apa."
(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan)
Dari Anas: Ditanyakan orang kepada Rasulullah saw, "Apakah sedekah yang lebih baik?" Rasulullah saw menjawab, "Sedekah yang paling baik ialah sedekah pada bulan Ramadhan."
(Tirmidzi)
Umar bin al-Khaththab r.a. berkata: Saya memberikan kuda kepada seseorang dalam jihad fi sabilillah maka kuda itu disia-siakan oleh orang yang saya beri itu. Lalu saya bermaksud membelinya kembali dengan sangkaan bahwa ia akan menjualnya dengan harga murah. Maka saya bertanya kepada Nabi saw. Dijawab, "Jangan engkau membeli dan jangan engkau menarik kembali sedekahmu, meskipun ia memberikan kepadamu dengan harga satu dirham. Karena orang yang menarik kembali sedekahnya bagaikan orang yang menelan kembali muntahnya."
(Bukhari - Muslim)
Dari Adiy bin Hatim r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tiadalah seseorang dari kamu melainkan akan berhadapan dan ditanya oleh Tuhan tanpa ada antaranya dengan Tuhan seorang juru bahasa. Maka ia melihat ke sebelah kanannya tiada sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang baik-baik dan ia melihat ke sebelah kiri juga tidak melihat sesuatu pun kecuali amal perbuatannya yang buruk dan ia melihat ke depannya maka tidak terlihat kecuali api yang di hadapannya. Maka jagalah dirimu dari api neraka walau dengan bersedekah separuh biji kurma."
(Bukhari - Muslim)
Dari Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda, "Tidak boleh seseorang iri terhadap orang lain kecuali dalam dua hal yaitu seseorang yang diberi pengertian Al Qur'an lalu ia mempergunakannya sebagai pedoman amalnya siang-malam dan seseorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta lalu ia membelanjakannya siang-malam untuk segala amal kebaikan."
(Bukhari - Muslim)
Dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, Rasulullah bersabda: “Tiap anggota badan dari manusia wajib atasnya sedekah, tiap hari apabila terbit matahari; engkau mendamaikan antara dua orang (yang berselisih) adalah sedekah, membantu seseorang naik ke atas kendaraannya atau mengangkatkan barang-barangnya ke atas kendaraannya adalah sedekah, kata-kata yang baik adalah sedekah, dan menyingkirkan sesuatu dari jalan adalah sedekah”.
(Bukhari - Muslim)
Hiknah Adanya Musibah
Hikmah Adanya Musibah
cobaan merupakan salah satu sunah (ketetapan)
Orang yang merenungi sunnatullah tentu akan mengetahui bahwa cobaan merupakan salah satu sunah (ketetapan) Allah yang bersifat kauniyyah qadariyyah (qadar Allah terhadap alam semesta). Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
N™3¯Ruqè=ö7oYs9ur &™ó©y´Î/ z`ÏiB Å$öqsø:$# Æíqàfø9$#ur <Èø)tRur z`ÏiB ÉAºuqøBF{$# ħàÿRF{$#ur ÏNºtyJ¨W9$#ur 3 ÌÏe±o0ur úïÎÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÎÈ
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 155)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang penyakit demam:
اَلْحُمَّى حَظُّ كُلِّ مُؤْمِنٍ مِنَ النَّارِ
“Sakit demam itu menjauhkan setiap orang mukmin dari api neraka.” (HR. Al Bazzar, Silsilah Ash Shahiihah no. 1821)
Di dalam hadis lain disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila menjenguk orang sakit berkata kepadanya, “Laa ba’sa thahuur insya Allah.” Artinya: Tidak apa-apa, penyakit itu akan membersihkan (dosa-dosamu) insya Allah. (HR. Bukhari)
cobaan merupakan tanda keimanan
Sungguh keliru orang yang beranggapan, bahwa hamba Allah yang paling shaleh adalah orang yang paling jauh dari cobaan, bahkan cobaan merupakan tanda keimanan. Di dalam hadis disebutkan:
مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا »
“Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya, meskipun hanya terkena duri.” (HR. Bukhari)
Dari Mush’ab bin Sa’ad, dari bapaknya, ia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah, “Siapakah orang yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para nabi, kemudian yang setelahnya dan setelahnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar keimanannya. Siapa yang imannya tinggi, maka ujiannya pun berat, dan siapa yang imannya rendah maka ujiannya disesuaikan dengan kadar imannya. Ujian ini akan tetap menimpa seorang hamba sampai ia berjalan di bumi tanpa membawa dosa.” (HR. Tirmidzi).
cobaan adalah salah satu tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya
Di samping itu, cobaan adalah salah satu tanda kecintaan Allah kepada hamba-Nya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ، وَإِنَّ اللهَ تَعَالَى إِذَا أَحَبَّ قَوْماً ابْتَلاَهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَي، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ
“Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya cobaan, dan Allah apabila mencintai suatu kaum, maka Allah akan menguji mereka. Barang siapa yang ridha, maka ia akan mendapatkan keridhaan-Nya dan barang siapa yang kesal terhadapnya, maka ia akan mendapatkan kemurkaan-Nya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, Tirmidzi menghasankannya)
Cobaan merupakan salah satu tanda diberikan oleh Allah kebaikan kepadanya.
Demikian juga cobaan merupakan salah satu tanda diberikan oleh Allah kebaikan kepadanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوْبَةَ فِي الدُّنْيَا، وَإِذَا أَرَادَ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِىَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada hamba-Nya, maka Allah akan mempercepat hukuman di dunia. Dan apabila Allah menginginkan keburukan bagi hamba-Nya maka ditahan hukuman itu karena dosa-dosanya sehingga ia mendapatkan balasannya pada hari kiamat.” (HR. Tirmidzi)
Dan sebagai penebus dosanya, meskipun bentuknya kecil. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ مُصِيبَةٍ تُصِيبُ الْمُسْلِمَ إِلاَّ كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا عَنْهُ ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا »
“Tidaklah suatu musibah menimpa seorang muslim, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya, meskipun hanya terkena duri.” (HR. Bukhari).
Sebaliknya, jika seseorang diberikan dunia ini namun tetap bergelimang di atas kemaksiatan, maka ketahuilah bahwa yang demikian merupakan istidraj (penangguhan azdab dari Allah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اِذَا رَأَيْتَ اللهَ يُعْطِى الْعَبْدَ مِنَ الدُّنْيَا عَلىَ مَعَاصِيْهِ مَا يُحِبُّ فَإِنَّمَا هُوَ اسْتِدْرَاجٌ ثُمَّ تَلاَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم “فَلَمَّا نَسُوا ….الاية.
“Apabila kamu melihat Allah memberikan kenikmatan dunia yang disenangi kepada seorang hamba padahal ia berada di atas maksiat, maka sebenarnya hal itu adalah istidraj”, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan ayat: ”Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa. (QS.Al An’aam: 44). (HR. Ahmad dengan isnad yang jayyid, Shahihul Jami’ no. 561)
Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah-gulana, maupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian itu, Allah mengampuni dosa-dosanya. (Muttafaq 'alaih)
Keutamaan Bersabar
Keutamaan Bersabar
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#q©YtB#u™ (#rçÉ9ô¹$# (#r©Î/$|¹ur (#q™ÜÎ/#uur (#qà)¨?$#ur ©!$# öN™3ª=yès9 cqßsÎ=øÿè? ÇËÉÉÈ
Ramadhan disebut juga dengan syahrus shabr karena pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar. Menahan lapar adalah latihan sabar. Menahan dahaga adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak mengumpat adalah latihan sabar.
Keutamaan Sabar
Athaa’ bin Abi Rabah pernah berkata: Ibnu Abbas berkata kepadaku, “Maukah kamu aku perlihatkan seorang wanita penghuni surga?” Aku (Athaa’) menjawab, “Ya.” Ia berkata, “Yaitu wanita hitam ini. Ia pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Ya Rasulullah, Saya terkena penyakit ayan, dan jika sedang kambuh, auratku terbuka, maka berdoalah kepada Allah untukku!” Beliau bersabda, “Jika kamu mau bersabar, maka kamu akan masuk surga. Namun jika kamu mau, maka aku akan berdoa kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu.” Wanita itu berkata, “Aku siap bersabar. Hanya saja jika sedang kambuh auratku terbuka. Oleh karena itu, berdoalah kepada Allah agar auratku tidak terbuka.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ikhwani fillah rahimakumullah,
Allah SWT memerintahkan kita untuk bersabar. Bahkan kita diperintahkan untuk menguatkan kesabaran kita.
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#q©YtB#u™ (#rçÉ9ô¹$# (#r©Î/$|¹ur
200. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu (QS. Al-imran)
Diantara keutamaan sabar adalah:
mendapatkan pahala tanpa batas.
$yJ¯RÎ) ®ûuq© tbrçÉ9»¢Á9$# Nèdtô_r& ÎötóÎ/ 5>$|¡Ïm
10. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.(QS.Azzumar)
Mendapatkan kebersamaan Allah (maiyatullah).
Artinya, seseorang yang telah sabar, ia akan diliputi dan dinaungi Allah SWT dengan rahmat-Nya, perlindungan-Nya, pertolongan-Nya, dan ridho-Nya. Adapun dzat Allah tidak sama dan tidak bersama dengan makhluk-Nya. Allah SWT berfirman :
$ygr'¯»t z`Ï%©!$# (#q©ZtB#u™ (#q©YÏètGó$# Îö9¢Á9$$Î/ Ío4qn=¢Á9$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# yìtB tûïÎÉ9»¢Á9$#
153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Ia selalu baik di sisi Allah tatkala mampu mengkombinasikan sabar dan syukur dalam kehidupannya.
Rasulullah Saw bersabda:
Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin, semua urusan baik baginya dan itu tidak ditemukan kecuali pada diri seorang mukmin. Jika mendapat kelapangan dia bersyukur dan itu baik baginya dan jika mendapat kesempitan dia bersabar dan itu baik baginya. (HR. Muslim)
Hakikat Sabar
Tidak seperti yang dikira banyak orang bahwa sabar itu menerima segala sesuatu dengan rela atau pasrah tanpa perlawanan.
sabar dalam meninggalkan larangan
Adakalanya orang sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, tetapi ia tidak sabar dalam meninggalkan larangan. Shalat dijalankan tetapi judi juga tidak bisa ditinggalkan. Puasa dilakukan tetapi ghibah tetap jalan. Sehingga ada istilah prokem STMJ, Sholat Terus Maksiat Jalan. Kesabaran juga harus diimplementasikan dalam meninggalkan kemaksiatan dan larangan-larangan Allah SWT. Orang yang mampu meninggalkan kemaksiatan, khususnya kemaksiatan emosional, seperti marah, disebut oleh Rasulullah SAW sebagai orang yang kuat, secara hakiki. Sebab ia telah mampu bersabar atas apa yang dilarang Allah SWT.
Rasulullah Saw bersabda:
Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan lawannya, tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya ketika marah (Muttafaq 'alaih)
sabar dalam musibah
Segala sesuatu yang menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah-gulana, maupun duri yang mengenainya (adalah ujian baginya). Dengan ujian itu, Allah mengampuni dosa-dosanya. (Muttafaq 'alaih)
Orang Yang Berhalangan Puasa
Orang Yang Berhalangan Puasa
Allah SWT yang telah menciptakan manusia adalah Dzat yang Maha Tahu tentang manusia. Dia Maha Mengetahui bahwa antara manusia yang satu dan manusia yang lain berbeda. Tidak semua manusia memiliki kekuatan fisik yang prima. Karenanya, tidak semua manusia dikenakan beban dan tanggungjawab yang sama.
w ß#Ïk=s3© ª!$# $²¡øÿtR wÎ) $ygyèó©r
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al-Baqarah)
Demikian pula yang berlaku pada puasa. Meskipun hukum asalnya wajib, tetapi ada orang-orang tertentu yang boleh tidak berpuasa. Allah SWT Maha Tahu tentang kondisi mereka sehingga tidak mewajibkan mereka untuk tetap berpuasa, melainkan diberi keringanan untuk berbuka. Bahkan ada juga yang wajib berbuka, tidak boleh meneruskan puasanya, tentu dengan konsekuensi yang sudah ditetapkan oleh syariat.
Yang mewajibkan berbuka dan mengganti puasa, yaitu haid dan nifas.
Jika seorang muslimah yang sedang berpuasa kedatangan haid atau melahirkan sehingga mengalami nifas, maka ia wajib berbuka/membatalkan puasanya. Sebagai gantinya, ia wajib mengganti di hari lainnya di luar Ramadhan. Aisyah pernah ditanya tentang wanita yang haid, maka ia menjawab:
Kami diperintahkan untuk meng-qadha (mengganti) puasa dan tidak diperintahkan untuk meng-qadha (mengganti) shalat. (HR. Bukhari dan Muslim)
Uzur yang membolehkan berbuka dan mewajibkan menggani, yaitu sakit dan safar.
Bagi orang yang sakit, dan ada harapan sembuh, yang sekiranya jika ia berpuasa sakitnya makin parah atau atas rekomendasi dokter ia perlu berbuka, boleh baginya untuk tidak berpuasa dan wajib atasnya untuk mengganti puasa Ramadhan yang ditinggalkannya itu.
Allah SWT. Berfirman :
`yJsù c%x. N™3ZÏB $³®Í£D ÷rr& 4n?t© 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$r& tyzé&
184. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. (QS. Al-Baqarah 184)
Uzur yang membolehkan berbuka dan mewajibkan fidyah, yaitu usia tua atau sakit yang tidak ada harapan sembuh
Orang yang telah lanjut usia, yang susah untuk berpuasa serta orang yang sakit dan tidak ada harapan sembuh, maka bagi mereka itu adalah uzur yang membolehkannya untuk tidak puasa Ramadhan. Sebagai konsekuensinya, mereka diwajibkan membayar fidyah.
Allah SWT. Berfirman :
n?t©ur úïÏ%©!$# ¼çmtRqà)ÏÜ© ×ptôÏù ©P$yèsÛ &ûüÅ3ó¡ÏB
Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin.
Bahwa Ibnu Abbas berkata mengenai firman Allah : "Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin" merupakan keringanan bagi orang tua yang
telah lanjut usia, baik laki-laki maupun wanita yang telah payah
untuk berpuasa, agar mereka berbuka, dan memberi makan
untuk setiap hari itu seorang fakir miskin. Begitu pun wanita
hamil dan menyusui anak, jika mereka khawatir akan
keselamatan anak-anak mereka, mereka boleh berbuka dan
memberi makan. (HR. Abu Dawud)
`yJsù tí§qsÜs? #Zöyz uqßgsù ×öyz ¼©&©! 4 br&ur (#q©BqÝÁs? ×öyz öNà6©9 ( bÎ) óOçFZ™. tbqßJn=÷ès? ÇÊÑÍÈ
Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.
Hikmah Puasa Bulan Rhamadan
Hikmah Puasa
Puasa Ramadhan- memiliki sejumlah hikmah dan maslahat bagi manusia. Secara umum, hikmah puasa bisa bisa diklasifikasikan menjadi tiga; hikmah ruhiyah, hikmah medis, dan hikmah sosial.
Hikmah Ruhiyah
1. Puasa mensucikan jiwa manusia
Dengan menjalankan ibadah puasa, manusia telah memilih untuk menahan diri dari hal-hal yang sebenarnya halal untuknya. Sejak terbit fajar sampai dengan terbenamnya matahari manusia menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh.
Rasulullah Saw. Bersabda :…dia tidak makan, tidak minum, dan tidak berhubungan dengan istrinya karena-Ku. Puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan memberinya pahala (HR Bukhari dan Muslim)
Di sinilah hikmah puasa; melatih seseorang untuk menahan nafsu syahwatnya yang merupakan bagian inheren dari kotoran jiwa. Puasa dapat membersihkannya karena pada puasa ada paksaan untuk mengerem berbagai hasrat yang dicenderungi oleh manusia. Padahal seringkali penyakit hati dan kotoran jiwa justru muncul ketika seseorang tanpa kendali menuruti semua keinginannya.
2. Puasa mengangkat unsur ruhani di atas unsur materi pada diri manusia
Manusia diciptakan Allah SWT dari unsur materi dan unsur non materi; tanah dan ruh. Saat manusia menuruti unsur tanah yang cenderung pada dunia maka kedudukannya akan turun bahkan melebihi binatang.
¢OèO çm»tR÷yu @xÿór& tû,Î#Ïÿ»y ÇÎÈ
5. kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), (QS. Attin 5)
4 y7Í´¯»s9'ré& ÉO»yè÷RF{$%x. ö@t/ öNèd @|Êr& 4 y7Í´¯»s9'ré& ©Nèd cqè=Ïÿ»tóø9$# ÇÊЮÈ
179. mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A`raf)
Hikmah Medis
Kaum muslimin rahimakumullah, Betapa banyaknya penyakit medis yang berawal dari pola makan yang tidak sehat. Dan betapa banyak penyakit yang berawal dari masalah pencernaan. Selain memiliki hikmah ruhiyah yang tinggi, puasa juga memiliki hikmah medis yang telah terbukti melalui berbagai penelitian. Diantara hikmah itu adalah apa yang ditulis Said
Hawa dalam Al-Islam, antara lain:
Puasa memberi kesempatan beristirahat bagi alat pencernaan setiap hari. Dengan peristirahatan yang teratur ini maka alat pencernaan menjadi lebih sehat. Dan sudah menjadi hal yang lazim bahwa puasa dipakai untuk mengobati beberapa pasien dan ketika akan melakukan operasi besar.
Telah terbukti kebenarannya secara ilmiah bahwa memperbanyak makan bisa menimbulkan penyakit yang munculnya berkaitan erat dengan kebiasaan banyak makan, seperti penyakit rematik, penyakit liver, tekanan darah tinggi, dan kencing manis. Oleh karena itu, tidak diragukan lagi bahwa puasa akan bisa memberikan kesempatan istirahat bagi tubuh setiap tahunnya dalam waktu tertentu, yaitu seperdua belas dari umur si pasien. Oleh karena itu, penyebaran jenis-jenis penyakit seperti ini di daerah-daerah yang penduduknya terbiasa menjalankan puasa sangat rendah.
Hikmah Sosial
Ayyuhal hadirun hafidhakumullah,
Hikmah lainnya dari puasa adalah hikmah sosial. Dengan puasa seorang muslim dilatih oleh Allah SWT untuk merasakan lapar. Rasa lapar ini diperlukan oleh orang-orang yang kesehariannya berkecukupan palagi kaya yang mungkin tidak pernah merasakan rasa lapar semacam ini. Dengan merasakan lapar diharapkan orang yang kaya bisa membayangkan bahwa seperti inilah keadaan kaum dhuafa’; lapar, bahkan berhari-hari dan tidak mendapatkan kepastian berbuka dengan makanan bergizi. Maka, tahapan berikutnya adalah timbulnya empati kepada kaum dhuafa’ ini sehingga tergeraklah orang-orang kaya untuk menyantuni mereka. Hikmah sosial lainnya adalah puasa yang telah melatih kejujuran pribadi merupakan training bersama kepada seluruh komponen masyarakat untuk hidup jujur. Dengan kejujuran ini maka kehidupan sosial akan berjalan lebih harmonis, korupsi menurun, dan pemenuhan tanggungjawab semua elemen bangsa meningkat sehingga umat Islam mengalami
kemajuan yang signifikan.
Sunnah sunnah Dalam Bulan Rhamadan
Sunnah-sunnah Pada Bulan Ramadhan
Maka, diantara hal yang perlu dilakukan adalah mengikuti sunnah-sunnah Ramadhan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :
1. Sahur dan mengakhirkannya
Diantara sunnah Ramadhan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW adalah makan sahur. Dalam salah satu hadits beliau bersabda: Makan sahurlah engkau karena makan sahur itu berkah (HR. Bukhari Muslim)
Berkahnya sahur adalah karena ia menguatkan orang yang berpuasa, menggiatkan, dan memudahkannya.
Dari Zaid bin Tsabit berkata: "Kami makan sahur bersama Rasulullah SAW, kemudian melaksanakan shalat (Shubuh)", maka saya (Anas) bertanya: "Berapa kira-kira jarak keduanya?" Zaid menjawab "Lima puluh ayat" (HR. Bukhari)
2. Menyegerakan berbuka puasa
Sunnah Ramadhan yang kedua adalah menyegerakan berbuka. Ketika matahari telah terbenam dengan jelas, maka disunnahkan untuk segera berbuka. Sebaiknya berbuka adalah dengan buah kurma dan jika tidak ada, maka berbuka dengan minum air.
Rasulullah SAW bersabda: Manusia tetap dalam kebaikan selagi menyegerakan berbuka (Muttafaq 'alaih)
3. Memperbanyak doa di tengah puasa dan ketika berbuka
Do`a orang yang berpuasa tidak ditolak oleh Allah SWT, baik saat tengah berpuasa maupun saat berbuka. Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya do`a orang yang puasa pada saat berbuka tidak tertolak (HR. Hakim, Thabrani, Baihaqi)
3 ÆÏJsù Ĩ$¨Y9$# `tB ©Aqà)t !$oY/u $oYÏ?#u™ Îû $u÷R9$# $tBur ¼©&s! Îû ÍotÅzFy$# ô`ÏB 9,»n=yz ÇËÉÉÈ Oßg÷YÏBur `¨B ©Aqà)t !$oY/u $oYÏ?#u™ Îû $u÷R9$# ZpuZ|¡ym Îûur ÍotÅzFy$# ZpuZ|¡ym $oYÏ%ur z>#xt© Í$¨Z9$# ÇËÉÊÈ
200. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami (kebaikan) di dunia", dan Tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
201. dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka" (QS. Al-Baqarah 200-201)
4. Menghindari hal-hal yang bisa membuat puasa sia-sia
Terkadang kita jumpai masyarakat kita memaknai puasa hanya sekedar menahan makan dan minum. Sementara lisannya dibiarkan tidak berpuasa, telinganya masih tidak dijaga, atau bahkan tangan dan kakinya melakukan hal-hal yang keji.
Rasulullah bersabda tentang hakikat puasa: Puasa bukan hanya sekedar menahan makan dan minum, sesungguhnya puasa itu menahan diri dari hal-hal yang siasia dan keji. (HR. Hakim dan dia menshahihkan sesuai syarat Muslim)
Keutamaan Berpuasa
Keutamaan Berpuasa
Berikut ini adalah keutamaan-keutamaan puasa :
Amal mulia yang pahalanya akan dibalas langsung dari Allah SWT
Jika amal-amal lain telah disebutkan pahalanya oleh Allah SWT, ternyata pahala puasa akan langsung diberikan Allah SWT tanpa diberitakan terlebih dahulu berapa batasan pahalanya. Sedangkan untuk puasa ini, Allah SWT berfirman melalui hadits qudsi :Allah berfirman:
"Setiap amal anak Adam untuknya kecuali puasa, maka itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya…" (Muttafaq 'Alaih)
Ibarat seseorang yang bekerja dan telah disebutkan gajinya sekian dan sekian, maka kita bisa memperkirakan berapa hasil yang diperoleh. Tetapi saat owner perusahaan atau bos kita mengatakan "bekerjalah dan saya langsung yang akan memberikan gajimu" bisa jadi hasil yang kita dapatkan di luar dugaan kita, tergantung bagaimana kualitas kerja kita. Shadaqah misalnya, sudah disebutkan Allah SWT tentang pahalanya :
©@sW¨B tûïÏ%©!$# tbqà)ÏÿZ© óOßgs9ºuqøBr& Îû È@Î6y «!$# È@sVyJx. >p¬6ym ôMtFu;/Rr& yìö7y @Î/$uZy Îû Èe@™. 7's#ç7/Yß èps($ÏiB 7p¬6ym 3 ª!$#ur ß#Ïè»®© `yJÏ9 ®™!$t±o 3 ª!$#ur ììźur íOÎ=tæ ÇËÏÊÈ
261. perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui. (QS.Al-Baqarah 261).
2. Bau mulut orang yang puasa lebih baik di sisi Allah dari pada minyak misik
Meskipun manusia tidak menyukai bau mulut orang yang berpuasa karena tidak sedap, tetapi di sisi Allah SWT itu lebih baik dan lebih harum dari pada minyak misik.
Nabi SAW bersabda :
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada harumnya minyak misik…” (Muttafaq 'Alaih)
Tidakkah kita mau berbangga di hadapan Allah SWT dengan mulut yang berbau harum? Yang dengannya kita dikenali sebagai hamba-Nya yang berpuasa dan memiliki keutamaan saat banyak orang pada hari kiamat dicekam dengan ketakutan dan kekhawatiran.
3. Orang yang puasa akan mendapat dua kegembiraan
Rasulullah SAW bersabda :
“Orang yang berpuasa memiliki dua kegembiraan; ketika berbuka dia gembira dengan bukanya dan ketika bertemu Tuhannya dia gembira dengan puasanya.” (Muttafaq 'Alaih)
Itulah dua kegembiraan. Saat berbuka, rasa lapar dan haus yang ditahan selama seharian hilang seketika. Bahkan, saat-saat yang paling nikmat adalah pada tegukan pertama saat kita berbuka. Rasa panas karena dehidrasi juga terobati saat berbuka. Kenikmatan ini tidak pernah dirasakan oleh orang yang tidak berpuasa.
4. Memasukkan pelakunya ke dalam surga
Suatu hari Abu Umamah datang kepada Nabi SAW dan bertanya tentang amal yang bisa memasukkannya ke surga. Imam Ahmad, Nasa'i dan Hakim meriwayatkan dalam hadits berikut ini: Dari Abu Umamah berkata: Saya datang kepada Rasulullah SAW, maka saya berkata: "Perintahkan kepada saya dengan sebuah amal yang dapat memasukkan saya ke dalam surga!" Rasulullah SAW menjawab: "Berpuasalah, sesungguhnya tiada tandingan baginya" Kemudian saya datang untuk kedua kalinya, maka Beliau berkata: "Berpuasalah" (HR. Ahmad, Nasa'i dan Hakim dan dia menshahihkannya)
Keutamaan Bulan Rhamadan
Keutamaan Bulan Ramadhan
Satu amalan khusus pada Ramadhan yang tidak dijumpai pada bulan-bulan lainnya adalah puasa Ramadhan. "Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat".Karenanya Ramadhan juga disebut sebagai Syahrush Shiyam.
Kaum muslimin yang insya allah dirahmati allah swt.......
Ternyata perintah puasa tidak hanya ada untuk umat Islam. Jauh sebelum Rasulullah menerima wahyu, umat-umat terdahulu juga mendapatkan perintah yang sama.
Allah SWT berfirman:
$ygr'¯»t tûïÏ%©!$# (#q©ZtB#u™ |=ÏG™. ©Nà6øn=tæ ©P$uÅ_Á9$# $yJx. |=ÏG™. n?t© úïÏ%©!$# `ÏB öNà6Î=ö7s% öN™3ª=yès9 tbqà)Gs?
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (QS. Al-Baqarah 183).
Nabi Adam as. setelah diturunkan dari surga bertaubat kepada Allah swt dan berpuasa selama tiga hari setiap bulan. Itulah yang kemudian dikenal dengan puasa ayyamul bidh yang sunah untuk dikerjakan pada setiap tanggal 13, 14 dan 15 hijriyah setiap bulan.
Nabi Daud as juga melaksanakan puasa. Puasanya bahkan lebih berat lagi; yakni satu hari puasa dan satu hari berbuka. Inilah yang kemudian kita kenal dengan puasa Daud, sunnah hukumnya bagi umat Muhammad. Dalam kitab al-Jami’ menyebutkan bahwa Allah telah mewajibkan puasa kepada Yahudi selama 40 hari, sedangkan kepada umat nabi Isa selama 50 hari.
Kaum muslimin yang insya allah dirahmati allah swt.......
Rasulullah SAW bersabda : Islam dibangun di atas lima perkara : bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa Ramadhan (HR.Bukhari Muslim)
Allah swt berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 185:
©öky tb$®tBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmÏù ©b#u™öà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 `yJsù yÍky ©N™3YÏB tök¤¶9$# çmôJÝÁuù=sù (
185. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.
Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
Pada bulan Ramadhan pintu-pintu surga dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Rasulullah SAW bersabda : Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakam pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka (HR. Ahmad)
Subscribe to:
Comments (Atom)